beSt _fRiendS

Rabu, 31 Maret 2010

Sahabat Yang Berkhianat

dikutip dari:http://74.125.153.132/search?q=cache:OgIHNeoszJwJ:membukagelap.com/rhetorics/sahabat-yang-berkhianat/+sahabat+yang+berkhianat&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Bukan dalam pengertian yang sadis, melainkan sebuah hiperbola dari suatu perubahan sikap terhadap salah satu diantara mereka.

Jika Rama mengubah orientasinya terhadap Shinta setelah beberapa lama bersahabat, beberapa waktu mengenal perempuan itu. Orientasi persahabatan itu berubah menjadi perasaan yang menurut sebagian orang tidak boleh muncul diantara sahabat.

Tapi apa yang bisa dilakukan ketika perasaan itu muncul? Dan bukankan perasaan itu lebih baik muncul dalam kondisi seperti itu daripada perasaan yang muncul pada pandangan pertama? Rama bukanlah laki-laki yang hanya menilai sebuah buku dari sampulnya, meskipun kadang sampulnya juga mencitrakan isinya.

Perasaan ini tidak muncul begitu saja dalam sesaat hanya dengan melihat mata yang indah, rambut yang tergerai, bibir yang merah, tubuh yang seksi. Sebuah computer tercanggih pun memerlukan waktu untuk menterjemahkan segala aspek dalam pemrograman. Istilah baku-nya : Loading.

Bahasa tubuh, tata karma, intelegensi otak, karakter diri, dan persepsi kehidupan biasanya menjadi tolok ukur mendasar, selain kepribadiannya. Salah satu aspek kepribadiannya bisa jadi mobil pribadi, rumah pribadi, perusahaan pribadi … iya tho?

Dan dalam kondisi seperti ini, Shinta mulai merasa beberapa sinyal perubahan sikap Rama terhadap dirinya. Mungkin apa yang ditakutkan bisa terjadi, dan mungkin tuduhan Monik dulu akan menjadi wujud nyata. Apa yang harus dilakukan?
posted by iswahyuni at 01.05

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home